AKU
Segala
bentuk penonjolan yang biasa disebut hasil atau kemajuan pribadi seseorang, selalu
menimbulkan persoalan-persoalan yang lebih meyusahkan daripada menyenangkan.
Orang yang berhasil memperoleh sesuatu yang dicita-citakan, biasanya hasil itu tidaklah
senikmat ketika dibayangkannya dan ketika belum tercapai tangan, sedangkan
hasil atau kemajuan itu yang sudah jelas menimbulkan iri kepada orang lain sehingga
terciptalah pertentangan dan permusuhan! Karena itu, segala bentuk cita-cita, sesungguhnya
hanyalah lamunan orang yang tidak mau menghadapi keadaan sekarang, orang yang
ingin lari dari kenyataan saat ini dan bersembunyi di balik lamunan yang dibentuk
oleh pikiran, membangun istana awang-awang yang disebutnya cita-cita!
Karena
cita-cita ini hanya merupakan istana asap di awang-awang, maka apabila sudah tercapai,
akan membuyar dan mengecewakan sehingga memaksa si orang yang selalu merasa
enggan melihat dan menghadapi kenyataan “saat ini” untuk melamun lagi,
dipermainkan pikiran yang pandai sekali mengkhayalkan bayangan-bayangan indah masa
depan.
Karena
itu, berbahagialah orang yang selalu sadar dan dengan penuh kewaspadaan menghadapi
“saat ini” dengan pikiran bebas dari segala ingatan masa lalu harapan masa
depan dan menghadapi segala apa yang ada saat ini sebagaimana adanya, dengan kewajaran yang tidak dibuat-buat atau
dipaksakan, tanpa rencana dan tanpa pendapat, tanpa penilaian, sehingga apa pun
yang dihadapinya merupakan sebuah pengalaman yang baru! Sudah tentu saja yang
dimaksudkan adalah hal-hal mengenai urusan batin, bukan hal-hal lahir seperti
pekerjaan dan lain-lain yang sudah semestinya dipergunakan akal budi dan
pikiran supaya dapat dikerjakan dengan baik dan lancar. Akan tetapi mengenai
hubungan antara manusia yang menyangkut rasa dan batin, jika tidak kosong bebas,
maka hubungan itu sudah tentu menimbulkan pertentangan karena di sebelah dalam
kita sudah terjadi pertentangan yang ditimbulkan oleh pikiran. Melihat dan mendengar
sesuatu dengan pikiran bebas dari segala ikatan, penilaian, pendapat, mengawasi
dengan penuh kewaspadaan terhadap sesuatu di saat ini dan terhadap tanggapan
kita sendiri akan sesuatu itu, dengan demikian kita belajar mengenal diri sendiri.
Mengenal diri sendiri adalah langkah pertama ke arah kebijaksanaan.
BY.WAWAN 22012017
No comments:
Post a Comment