Sunday 22 January 2017

PENDIDIKAN



SERTIFIKASI DAN INPASSING GURU

      Gila. Mungkin kata-kata itu yang paling tepat untuk menyebutkan gejolak guru dalam mengejar sertifikasi dan inpassing.
      Kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru PNS maupun Non PNS melalui sertifikasi dan inpassing guru di negeri ini telah membawa semangat di dunia pendidikan. Guru-guru PNS maupun Non PNS berlomba-lomba mengejar yang namanya sertifikasi dan inpassing untuk meningkatkan kompetensi atau professionalisme guru.
      Di satu sisi harapan pemerintah dengan adanya sertifikasi ini kompentensi guru maupun profesionalisme guru akan meningkat. Tapi dalam kenyataannya harapan pemerintah tidak sesuai dengan rencana, Guru dalam sertifikasi tidak berpikir untuk meningkatkan kompentisi mereka tapi untuk meningkatkan pendapatan atau gaji guru untuk menutup kebutuhan hidup, 
      Sebagai guru swasta saya mulai mengajar di SLTP Negeri, Selama 3 tahun. Kemudian dilanjutkan di SMK Swasta yang ternama di kota saya, selama 16  tahun. Jadi saya sebagai guru sudah ada mengajar selama 19 tahun.  Dari tahun 1999 sampai 2016 saya tidak mengenal atau acuh saja dengan yang namanya sertifikasi atau inpassing. Karena tugas saya sebagai guru swasta menyita waktu lebih untuk memikirkan kemajuan sekokah.  Tapi sekarang saya bersama-sama teman guru harus mengejar sertifikasi dan inpassing untuk mendapat status guru professional. Apa kita sebagai guru dianggap belum professional ?
      Berdasarkan informasi yang saya terima kalau lolos calon guru sertifikasi kita harus kuliah 1 tahun lagi. Baru setelah itu kita dianggap lolos sertifikasi guru dan berhak menerima tunjangan profesi. Dengan begitu waktu kita akan terbuang dengan hanya mengejar sertifikasi dan jadwal untuk mengajar di sekolah akan terganggu karenanya.
       Mengajar di sekolah swasta memang jauh kesejahteraannya bila dibanding guru di sekolah negeri. Tapi itu sudah pilihan kita untuk bekerja dan mengajar di sekolah swasta.
       Professional guru bukan didapat dari mengejar impian sertifikasi saja tapi bisa kita lakukan dari tanggung jawab kita sebagai pendidik. Bagaimana kita sebagai guru bertanggung jawab terhadap anak didik. Jangan sampai anak didik kita terlantar karena hanya mengejar sertifikasi dan inpassing semata.
      

No comments:

Post a Comment